Pages

Jumat, 09 Desember 2011

10 Tips Agar Curriculum Vitae (CV) di lirik

Kamu termasuk orang yang malas membuat atau memperbarui CV? Ingatlah bahwa CV adalah mekanisme yang tak ternilai harganya untuk menciptakan kesan positif kepada perusahaan yang kamu lamar.

Di sinilah fondasi di mana persepsi mereka akan didasarkan, jadi sangat penting untuk meluangkan waktu dan memastikan CV kamu telah mengandung semua hal yang dibutuhkan bagi pihak perekrut untuk memutuskan apakah mereka akan mengundang kamu untuk wawancara atau tidak. Apa saja yang diperlukan untuk membuat CV yang pasti dilirik pihak perekrut? Simak 10 tips yang berikut ini.


1. Tulis dengan runut dan jelas
Kamu mungkin punya banyak keahlian dan segudang prestasi untuk ditulis di curriculum vitae (CV). Tapi jika CV kamu itu tidak mampu menampilkannya dengan jelas mengenai kapan, di mana, dan bagaimana kamu telah menggunakan ilmu dan pengalaman kamu itu terkait dengan posisi pekerjaan yang pernah kamu pegang, pihak perusahaan tetap akan ragu apakah kamu bakal cocok menempati lowongan mereka. Jadi, tuliskan tanggal dengan jelas dan tuangkan semua pengalaman kamu secara detail sesuai dengan tugas atau proyek yang pernah kamu jalankan.

2. Buat sesuai posisi yang dilamar
Jika kamu menjual mobil dan ada orang bilang ingin membeli sedan, tentunya kamu tidak akan mengirimkan brosur mobil SUV kepadanya. Nah, CV kamu adalah brosur mobil kamu, dan setiap lowongan pekerjaan adalah permintaan dari si pembeli. Yakinlah bahwa orang yang melamar posisi pekerjaan yang sama dengan kamu tidak sedikit jumlahnya. Jadi jika kamu tidak menyampaikan informasi yang diminta dengan tepat dan jelas kepada pihak perekrut perihal kemampuan dan pengalaman kamu, jangan harap mereka akan mampu “menebaknya” dari CV kamu yang kurang informatif.

3. Konsisten
Bayangkan pihak perekrut mesti menyortir minimal 100 CV setiap harinya sehingga mereka harus melakukannya dengan cepat. Bantulah mereka menavigasi CV kamu dengan kecepatan yang memungkinkan mereka tahu di mana mereka berada secara visual. Enggak susah, kok. Pilihlah beberapa jenis font, ukuran teks serta indent, dan pasang masing-masing sesuai bagian yang spesifik di CV kamu. Pastikan kamu konsisten ketika menggunakan heading dan indent sehingga pihak perekrut tahu persis apa yang sedang mereka baca.

4. Komunikasi
Baik di CV berbahasa Indonesia maupun Inggris, pastikan kamu menggunakan bahasa yang baku, bukan bahasa bisnis atau TI. Baca kembali CV kamu setelah selesai dibuat. Apakah kedengarannya terlalu teknis, atau malah terlalu informal, seperti mengobrol dengan teman? Kamu boleh saja pakai bahasa yang teknis, tapi gunakan bahasa yang bisa dibaca dengan mudah dan memberikan informasi yang jelas—hindari membuat ratusan poin satu baris.

5. Hindari klise
Kemampuan komunikasi yang kuat, dinamis, cerdas, pekerja keras, berorientasi pada karier, mampu bekerja dalam tim. Mungkin semua hal tersebut memang menggambarkan diri kamu, tapi semuanya sangat klise dan bisa dibilang telah dipakai di 90% CV. Singkatnya, berbagai keunggulan tersebut telah dianggap kata belaka dan hilang maknanya. Fokuslah pada apa yang benar-benar kamu kerjakan, hindari klise yang mendeskripsikan soft skill yang juga diakui oleh semua orang.

6. Perhatikan layout
Sesuatu yang rapi dan enak dilihat selalu menimbulkan kesan pertama yang lebih baik. Hindari ketidakseragaman, ketidakjelasan, dan alur informasi yang tidak terstruktur dengan baik di CV kamu kalau tidak ingin pihak perekrut meliriknya selama beberapa detik lalu memutuskan untuk malas membacanya. Susun informasi di bawah bagian yang diberi label dengen jelas, dengan riwayat pendidikan dan pekerjaan terdokumentasi dalam urutan kronologi terbalik— yang terbaru di posisi teratas. Detail kontak harus selalu terlihat jelas di bagian paling atas CV. Cara paling efektif untuk menampilkan CV kamu adalah dengan poin bulat, heading tebal, dan garis bawah. Metode simpel ini dapat membantu CV kamu terlihat terstruktur dan jelas.

7. Cek dan cek lagi
Tidak perlu ditekankan lagi pentingnya memeriksa CV kamu lagi dan lagi, terutama dalam hal ejaan dan grammar. Kesalahan sekecil apapun sebisa mungkin dihindari alias harus sempurna —jangan sekadar mengandalkan pemeriksa ejaan otomatis di aplikasi Office. Cara termudah untuk mencegah mengirimkan CV yang mengandung salah ketik adalah meminta orang lain untuk membacanya.

8. Jelaskan kekosongan di riwayat pekerjaan
Tidak sedikit orang yang membiarkan riwayat pekerjaannya bolong-bolong alias ada kekosongan di waktu-waktu tertentu dan ini kerap membuat pihak perekrut mempertanyakan mengapa demikian. Jika CV kamu kebetulan seperti ini, jelaskan apa yang terjadi selama waktu kosong tersebut—apakah kamu saat itu sedang backpacking ke Eropa atau sengaja rehat sejenak dari karier. Ingat, karier yang terlihat terfragmen akan sulit menciptakan kesan yang positif. Kalau pekerjaan kamu sebelumnya adalah kontrak yang tidak berlanjut, pastikan kamu dapat menjelaskan alasannya dengan baik.

9. Tentukan metode aplikasi
Microsoft Word adalah aplikasi yang paling sering dipakai untuk membuat CV atau resume, dan ada perusahaan yang memang meminta kamu untuk hanya mengirimkan tipe file .doc. Tapi jika kamu termasuk orang yang kreatif dan ingin memamerkan kemampuan desain kamu, pertimbangkan untuk membuatnya di software lain seperti Adobe InDesign dan menyimpannya sebagai PDF.

10. Tentukan format
Ada dua jenis CV yang paling umum dipakai orang: fungsional dan kronologis. CV tipe kronologis adalah yang paling sering diadopsi orang dan akan mendaftar pekerjaan apa saja yang pernah kamu lakukan sebelumnya. Ini jenis CV yang paling sesuai jika kamu memiliki sejarah karier yang kuat dan meningkat secara senioritas. Sedangkan CV fungsional lebih berbasis pada kemampuan dan lebih cocok bagi kamu yang memiliki riwayat karier kurang menonjol atau ingin banting setir ke profesi baru.

Nah Segitu Tipsnya semoga bermanfaat...

sumber : PCPlus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text